(CERPEN) CINTA TAK SELAMANYA HARUS MEMILIKI (Oleh : Tony Ahda )

Seperti gugurnya daun


Melayang tertiup angin jatuh tak tentu arah
Lelah, sedih dan terluka..........

Ukh ! rutukku dalam hati. Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghelanya dengan berlahan. Ini adalah saat yang paling tidak aku sukai. Saat dimana aku tidak bisa melakukan apa-apakecuali berbaring di atas ranjang, mengistirahatkan tubuhku yang lemas dan terasa sakit . Ya sakit gara-gara cewek sialan itu, yang merengek rengek memintaku untuk datang ke rumahnya di pagi – pagi buta, Cuma karena mintak di antar kerumah temannya. Okh..My god! Apa tidak bisa ya tunggu agak siangan dikit, atau menunggu hujannya agak reda?.
Sudah bagus aku mau penuhi permintaannya, eh masih saja dia menelponku dan berteriak – tariak agar aku lebih cepat lagi sampai di rumahnya, padahal aku paling tidak suka ditekan seperti itu. Tapi entah kenapa kuturuti juga kemauannya. Akhirnya aku nekat berangkat dengan menggunakan mantel, aku terjang hujan menyusuri jalanan menuju rumahnya.Padahal jarak antara Sribhawono ke Punggur bukanlah jarak yang dekat.
Dan benar saja meskipun kucoba untuk cepat sampai ke rumahnya, tapi tetap saja sampai disana sudah siang. Yang lebih menyebalkan lagi sesampainnya di sana dia malah marah –marah dan mengajakku bertengkar. Akhirnya kami berdua tidak jadi pergi ke acara pesta temannya, dan akupun kembali ke pulang ke Sribhawono. Benar – benar menyebalkan.

Akhirnya aku menemukanmu saat aku bergelut dengan waktu
Beruntung aku menemukanmu, jangan pernah tinggalkan aku

“Kak Reno ada tamu kakak tuh, cewek. Aku suruh masuk ya..?”
Tiba-tiba suara adikku membuyarkan lamunanku. Aku menoleh ke arah pintu dan mendapati adikku sedang menjulurkan kepalanya kecelah pintu kamarku. Dibelakangnya samar-samar aku melihat bayangan seseorang berbaju kuning.
Ini pasti Anggun, mau mintak ma’af! Ujarku dalam hati. Dengan sedikit sebal aku jawab “ Ya sudah suruh masuk aja!”.
Namun setelah adikku mempersilahkan tamu tersebut masuk, betapa terkejutnya diriku ternyata aku berhadapan dengan seseorang yang tidak aku sangka-sangka akan aku temui di sini di rumah ini. Gadis yang berdiri di hadapanku di sini bukanlah Anggun dan juga bukan teman – temanku yang lainnya.




Seindah bunga di taman terkena sinar matahari di pagi hari
Harum semerbak terbawa hembusan angin
Saat hadirmu di sini
Dan lara berakhir sudah

“ Indah kok kamu mau datang ke sini?” sapaku dengan suara bergetar. Padahal kamukan paling tidak suka datang berkunjung ke rumah cowok” Indah, gadis itu hanya tersenyum tipis dan berjalan mendekatiku. “ Ya, Reno apa kabar kamu? Aku dengar dari adikmu, katanya kamu sakit setelah pulang dari punggur beberapa hari yang lalu?” Tanyanya sembari menarik kursi dari belakang meja dan duduk di sebelah ranjang ku.
Aku menghela nafas dan berujar, “ Ceritanya panjang Indah, yang jelas ini semua gara-gara cewek sialan itu, entah, maunya apa perempuan itu...”
Dengan tertawa getir aku menatapnya dalam – dalam, namun ekspresi indah tidak berubah, hanya tatapan sayu yang tertuju ke arah diriku. “Sejak kapan kamu pulang ke sini, kamukan belum lama pindah kerja ke Palembang, apa kamu sedang cuti ?”
Indah menganggukkan kepalanya “ Iya.. aku sekarang sedang cuti, makanya aku bisa pulang,terus ke sini sekalian menanyakan kabar kamu. Kamu sendiri bagaimana kabarnya?”
“ Aku baik-baik saja, hanya memang sekarang aku sedang ticak enak badan, sudah ke dokter, katanya aku terserang flu, untung pas libur panjang jadi tidak mengganggu aktifitasku. Kamu sekarang enak ya sudah sudah dapat kerjaan yang mapan. Hebat kamu masih muda tapi sudah sukses”
Akh, bisa aja kamu, begitu aja dibilang sukses, kamukan tahu cita-citaku sebenarnya adalah..”
“..Jadi dokter!” potongku dengan cepat.
Indah membelalakkan matanya dan menatapku aneh.
“ Kok kamu masih ingat?, kan sudah lama sekali!”
“Bagaimana aku bisa lupa, kamukan dulu seringkali bilang begitu sama aku.Tentulah aku ingat” Ujarku,sambil tersenyum dan kuberanikan diri untuk memegang tangannya.Aliran listrik bagai menjalar dalam tubuhku saat tangan kami bersentuhan

Sudah lama sekali.....
Akhirnya aku menemukanmu
Saat aku bergelut dengan waktu
Beruntung aku menemukanmu
Jangan pernah berhenti mencintaiku

“Akh, kamu tu ya!” Indah tersipu malu.
“Indah..bagaimanapun juga, kamu adalah satu-satunya wanita yang tak mungkin bisa aku lupakan begitu saja”
Mendengar kata-kataku tadi indah berhenti tersenyum dan menundukan kepalanya,ekspresinya sulit dibaca. Duh salah ngomong aku, seharusnya aku tadi tidak ngomong begitu! Sesalku dalam hati.
“ Indah....” ucapku dengan halus, mencoba untuk memperjelas situasi.
“ Reno sepertinya kamu haus ya, aku ambilkan minum ya!” potongnya dengan expresi ceria yang seperti dibuat-buat.
Sebelum aku mampu mengatakan hal-hal yang lain lagi, ia beranjak dari kursinya dan berjalan menuju meja untuk mengambil gelas minumku.dan pada saat itu diam-diam gerak –geriknya aku perhatikan. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya .
“Ini reno minumnya!...kamukan lagi sakit jadi harus banyak minum air” ujarnya sembari duduk dan memberikan gelas padaku.
Dengan senyum lemah aku menurut dan meneguk air yang ada di dalam gelas, kemudian meletakkannya di atas meja kecil yang ada di sebelah ranjangku.Sambil tersenyum Indah kembali duduk dikursinya tadi, dan kali ini aku dapat melihat dengan secara jelas raut wajahnya yang cantik.
“ Indah, terimakasih ya sudah mau datang menjengukku, padahal dulu kamu gak pernah suka datang kerumah cowok “ ucapku useperti mengulang kata-kataku sewaktu indah barusaja datang tadi.
Tiba-tiba ekspresi indah berubah, rona merah menghiasi wajahnyakemudian dia menundukan kepalanya. Dia terdiam, aku juga tidak tahu harus mengucap apa.
Setelah terdiam untuk beberapa lama, akhirnya diapun bicara.
“ inikan situasinya lain reno, kan yang aku jenguk orang yang sedang sakit,sekalian aku mau bilang sama kamu kalau bulan depan aku akan menikah, dan aku akan pindah ke palembang. Salah satu alasanku datang ke sini adalah untuk memberitahukan hal tersebut kepada kamu, dan untuk mengundangmu ke pernikahanku nanti.” Suaranya bergetar . “Kamu harus datang ya”.
Pada saat itu aku dapat merasakan wajahku memucat. Tiba-tiba perutku terasa mual sekali.Pada saat itu, semua apa yang aku hayalkan untuk menjalin kembali hubungan cinta kasih bersamanya lenyap sudah. Padahal sebelumnya aku mengira kedatanganya kesini adalah untuk melanjutkan hubungan yang sempat terputus lantaran dia pindah kerja ke palembang , dan sebenarnya aku ingin mengatakan kalau aku sebenarnya masih ingin menyambung kembali hubunganku dengannya, tapi sayang aku terlambat karena sebentar lagi dia akan menikah.

Hinggas ujung waktu..
Seperti diterjang badai dan ombak
Di hamparan samudera
Setelah aku tahu gadis yang sekarang duduk di hadapanku bukanlah indah yang dulu aku kenal, yang selalu baik padaku, yang selalu menomorsatukan aku, yang selalu menghiburku dikala aku sedang duka.
Wajahnya tidak berubah, bibirnya masih menyunggingkan senyum yang sama ketika pertama kali aku mengenalnya, matanya masih memancarkan sinar yang sama, cahaya penuh cinta. Hanya saja tatap itu mungkin bukan lagi di tujukan kepadaku. Apakah egois bila aku masih ingin memilikinya?.
Ekspresi wajah indah berubah dari malu menjadi bingung.
“ Reno, kamu tidak apa-apa?” ujarnya khawatir, sambil menyipitkan matanya.
Aku berusaha tersenyum walau sulit .”Aku tidak apa-apa kok, hanya kaget aja, tahu-tahu kamu sudah mau menikah. Padahal sepertinya baru kemaren kita bersama...”
Indah tertawa, tawa yang tulus.
“yah..biarlah reno, semuanya menjadi kenangan yang manis, kengan yang tak mungkin bisa aku lupakan walau sampai kapanpun.
Aku terdiam. Mungkin bagi indah, semua itu hanya kenagan.
Namun bagiku tidak. Sampai detik ini, masih ada bagian dari hatiku yang kusimpan hanya untuk dia. Mungkin untuk selamanya. Yah..sel;amanya hingga ujung waktu.
Sudah sekitar tiga tahun kami tidak bertamu, atau saling memberi kabar, maka ketika kami bertemu, aku merasa diriku terbawa kembali kemasa lalu, masa-masa dimana dia dulu adalah satu- atunya wanita yang paling dekat denganku. Smapai – sampai orang menganggap kami berdua pacaran. Dan kami nyaman- nayaman saja dibilang seperti itu, walau sebenarnya aku belum pernah mengungkapkan rasa cintaku padanya. Sebetulnya aku ingin sekali ungkapkan hal itu , namun ketika ketika aku ingin ungkapkan hal itu, tiba-tiba bibir nini terasa kelu, tak mampu berucap. Padahal dalam hati aku amat mencintainya, dan sampai saat ini tak ada yang bisa mengalihkan rasa cintaku kepadanya, karena dia adalah satu-atunya wanita yang paling bisa mengerti diriku, hanya dia yang mampu menghiburku ketika aku dilanda masalah.
Betapa besar tekanan waktu itu bagi diriku, ketika indah memutuskan untuk pindah kerja ke Palembang, aku telah merasa kehilangan seseorang yang sangat penting dalam hidupku. Seseorang yang telah menjadikan diriku seperti sekarang ini. Sebenarnya aku tidak ingin kehilangan Indah, tidak dahulu, tidakak sekarang dan tidak untuk selamanya.
“ Indah..” Mulaiku, aku ingin mengatakan padanya, bahwa aku mencintainya, bahwa hanya dialah satu- satunya wanita yang beanr-benar pernah aku cintai. Gadis yang ingin aku jadikan pendamping hidupku, belahan jiwaku, hingga ujung waktu...
Tapi tiba –t tiba dia memotong ucapanku setelah dia melihat jam di tangannya.
“ Wah sudah jam tiga sore! Aku harus pergi nikh, ada janji sama kakakku, dia mau mengajakku mencari baju pengantin di galeri busana. Yah setidaknya aku sudah lega kamu baik-baik saja reno” indah tersenyum. “ sekali lagi kamu ahrus datang ya, aku berharap kamu benar-benar bisa datang “
Dia bangkit dari kursinya dan meluruskan roknya. Aku hanya bisa menatapnya tanpa bisa berkata apa-apa. Dia mengembalikan kursi yang ia duduki ke tempat semula dan mengulurkan tangan kepadaku.
Aku ingin sekali menarik tangan tersebut dan memeluknyadan mengatakan padanya bahwa aku tidak mau dia menjadi milik pria lai, bahwa hanya akulah orang yang paling tepat untuknya. Namun aku tak sanggup, aku tahu, ini adalah kebahagiaanya bersama suaminya nanti.
Aku menyambut uluran tangannya dan menyalaminya.
“ selamat ya indah, aku turut bahagia “ kata-kata palsu tersebut tiba-tiba keluar dari mulutku. Aku tidak bisa menyangkal bahwa hatiku sakit sekali ketika mengucapkannya.
“ Aku pasti akan datang”
Indah tersenyum dan menepuk bahuku .
“ Begitu dong reno. Oke dekh, kapan-kapan kita ketemu lagi” kemudian dia beranjak pergi, berjalan menuju pintu kamarku dan membukannya, sebelum menutup pintu kamarku, dia menjulurkan kepalanya di celah pintu dan berucap “ cepat sembuh ya Reno!” kemudian dia menutup pintu dan pergi.
Aku tidak sadar tanpa terasa air mataku menetes mengalir di pipiku dan jatuh diatas tangan kiri yang sedang memeluk bantal di pangkuanku. Dan kini yang tinggal hanya rasa sakit dan kekosongan mengisi relung hatiku.

Seperti udara, kujadikan kamu berarti dalam nafasku
Seperti air, kujadikan kamu begitu berharga dalam setiap dahagaku
Seperti tanah , kujadikan kamu begitu bernilai dalam setiap langkahku
Dan seperti embun, yang selalu menyejukkan jiwaku
kini semua terasa hampa, hampa tiada rasa
namun kucoba untuk menerima kenyataan yang ada
karena cinta adalah, bahagia bila orang yang di cintainya bahagia
Dan ikut sedih bila orang yang dicintainya merasa sedih
Meski tidak bisa bersama tak apa...
Karena aku tahu bahwa cinta itu tidak selamanya harus memiliki.

*TAMAT*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MARI BELAJAR KOMPUTER

KataKataBijakMotivasi